Afropunk dan Raphael Saadiq

afropunk1

I am still high from the Afropunk energy.
OMFG! Festival musik Afropunk dua hari ini sungguh seru, berwarna dan soulful sekaliiii…
Afropunk membuat festival Governor’s Ball maupun Austin City Limit terlihat datar dan pucat. Didominasi musisi kulit hitam dan tagline punk sebagai semangat rebel membuat festival ini bukan hanya festival musik lainnya, tapi ajang setiap orang berekspresi tentang nilai-nilai luhur seperti no sexism, no racism, no transphobia, no fatophobia, dll.
Naon deui nilai-nilai luhur. Tapi youknowlah… Semangat musik sebagai #wethepeople. Argh! *histeris tak terlukiskan*

Para penonton yang datang ke Afropunk membuat para dedek-dedek Coachella terasa membosankan. Jangan harap menemukan cewek dengan ikat kepala, celana pendek jeans robek-robek dan tanktop ala-ala Taytay (walopun ada aja sih). Audiens Afropunk hadir dengan fashion statement paling berani. Lipstik biru, rambut afro pink, crop top dan rok-rok lebar berjuntai, ga peduli ukuran :) Pada cantik-cantik amat deh…
Energi penonton Afropunk ini sungguh luar biasa. Semua bernyanyi bergoyang bau cimeng di segala penjuru :D Bebaskeunlah..

Dan taun ini headliner-nya adalah Solange dan Raphael Saadiq. Yup, the one and only Solange, the one and only Mr. Saadiq. Karena satu dan lain hal gw cuman nonton hari kedua dengan bintang tamu puncak Raphael Saadiq. Aaaaakkkkk *histeris dulu* Soalnya gw suka suka suka pake banget sama Raphael Saadiq.
Sebenernya gw tau Saadiq juga baru tiga tahun terakhir ini. Selera musik gw sebelumnya kan didominasi indie rock. Gw stop dengerin R&B taun 2000-an, karena merasa jiwa hardcore gw tak terwakilkan, hihi. Semenjak pacaran sama Jesse, mulailah gw menjelajahi musik ini kembali, dimulai dengan dengerin Stone Rollin’ dan jatuh cinta sama lagu Over You. Buat gw image Raphael Saadiq sarat akan nikmatnya R&B 90-an, lagu-lagu seksi dan cinta-cintaan sekaligus pintar dan berbobot. Produksi Saadiq selalu pas kalo ga bisa dibilang minimalis, jauh dari glamornya musik soul dan hip hop yang bertebaran di industri musik belakangan ini. Bahkan segospel-gospelnya pun musik Saadiq ga terasa keroyokan. Coba bandingin deh musik-musiknya Rihaana dan Beyonce ;) you know what I mean.
Gw juga baru sadar belakangan kalo Raphael ini salah satu pentolan Tony! Toni! Tone!. Padahal waktu Radio Oz ulang tahun, lagu Anniversarry diputer tiap jam, selama sebulaneun.

saadiqPecah dong pas konsernya di Afropunk kemaren. Entah kapan Saadiq terakhir manggung, untuk konser besar terakhir tahun 2013. Selama vakum Saadiq lebih rajin kolaborasi dan main-main di ruang produksi. Mungkin sering juga ya di West Coast, tapi penduduk New York sudah kangen sekaliiii… Secara keseluruhan Saadiq adalah penghibur sejati sekaligus musisi handal. Udah jangan ditanya suaranya yang buat gw tebal tipisnya pas, dan doi juga mahir betot bass dan gitar, main drum, etc. Kalo bisa sendirian jadi band :D
Penampilan Saadiq and the band di Afropunk kemarin megah ala show di Vegas. Full band, full brass section dan Saadiq nongol dengan buletan hitam besar di mata kirinya khas album Instant Vintage. Doi banyakan nyanyi -anehnya- lagu orang yang tentunya hasil kolaborasi atau campur tangannya sebagai produser. Agak ganggu sih, gw suka musik Saadiq karena pas dan minimalisnya kan. Tapi emang nampaknya Saadiq setelah malang melintang sebagai produser lebih suka proyek rame-rame daripada menonjolkan dirinya sebagai superstar. Dan apalah artinya itu semua ketika mas-mas hitam, bertato dan berotot di depan gw sibuk bergoyang dan bernyanyi fasih sepanjang lagu lengkap dengan ekspresi merem melek menghayati betapa sexy-nya lagu Never Give You Up. Gw sendiri sudah pecah saat lagi Dance Tonight dinyanyiin dan kembali pecah saat Anniversarry (!!) berkumandang.
Nyaris di penghujung pertunjukan hadir Bilal, yang berarti sudah saatnya lebaran *kriuk* Ga ding, tapi dia duet Soul Sister. Duwiuwiuwiuwiuuuu… seluruh penonton seolah bersiul bareng Bilal.
Konser pun ditutup dengan Sky Can You Feel Me.

Gw pulang dengan ceria dan senyum-senyum sendiri kecipratan aura bahagia berlebihan dari para fans Saadiq. Walopun harus jalan sekitar 30 menit dan sungguh kaki ini pegal bukan main, dalam hati gw bertekad untuk hadir di Afropunk tahun depan (atau di Paris, amin Ya Allah) karena festival musik ini seru banget dan salah satu festival musik unik di New York.