Musik 2020

Musik di tahun lalu adalah zonk karena semenjak pandemik gw GA PERNAH NONTON KONSER MUSIK SAMA SEKALI!!! Kray kray kray… Sungguh aneh karena gw biasanya nonton musik ada kali seminggu sekali di New York. Tapi ya ini bukan hal baru sih, waktu tinggal di Enschede dan di Bandung juga begitu, nonton musik hanya kadang-kadang. Jadi ya udahlah, ga usah manja.

Tapi kegiatan menikmati musik jalan terus. Para musisi masih aktif memproduksi lagu dan tahun 2020 boleh dibilang banyak album baru yang bikin gw girang. Beberapa dengan keterbatasan seperti Paul McCartney yang mengerjakan seluruh albumnya sendirian. Tapi hey, bukankah keterbatasan adalah teman kreativitas? Dan berikut adalah album baru favorit gw di tahun 2020:

New Me – Same Us, Little Dragon

Tahun ini adalah tahun gw mendengarkan band asal Gothenburg ini terus menerus, antusias karena mereka berencana konser di New York bulan April, kecewa karena konsernya dibatalin dan menyesal karena gw melewatkan konser mereka di tahun 2019. Gw sendiri lupa kapan gw menemukan Little Dragon, yang jelas setelah khatam dengerin semua lagu-lagunya, gw ga sabar ingin dengerin album baru mereka. Lagu Hold On dirilis sebagai singel di awal 2020, dan melodi riangnya sukses bikin gw jingkrak-jingkrak. Lalu album New Me, Same Us dirilis di akhir Maret – tepat saat New York mulai resmi lockdown, saat itu gw masih antusias terhadap segala hal yang berubah, termasuk antusias nonton konser live Little Dragon via youtube. Konsernya sendiri menyenangkan, tapi gw ketiduran di tengah-tengah haha.. Dan album ini langsung diulang-ulang sepanjang bulan April. Bagus atau enggaknya, entahlah, gw bias karena gw kadung jatuh cinta mati pada Little Dragon. Di album New Me, Same Us, mereka masih menjadi Little Dragon dengan hits hits R&B, twist elektronik dan track-track lantai dansa, diselingi lagu-lagu cinta ballad mehe-mehe tapi tetap groovy. Lagu favorit gw dari album ini adalah Another Lover, bagian “Don’t understand where we’re going…” semacam yesss versi lebih baik dari Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita :D

Fetch the Bolt Cutter – Fiona Apple

Masih ingat Fiona Apple? Ayo dong geng 90ies. Tapi emang dulu tuh sering liat namanya seliweran di majalah Teen tapi keknya kurang populer di Indonesia ya. Fast forward ke 2020, setelah hiatus cukup lama dari taun 2012, Fiona merilis album baru yang sangat segar. Mendengarkan album ini seperti masuk ke buku dongeng penuh dengan cerita-cerita imajinasi dan jenaka. Kadang ceritanya berubah kelam dan intense, tapi tetap menarik dan penuh dengan plot twist. 

Women in Music part iii – HAIM

HAIM merilis album ini di musim panas, tanpa gw sadari tau-tau udah ada aja di Spotify. Eh?! Perasaan dari Days Are Gone ke Something to Tell You lama banget, 4 taun, tau-tau sekarang udah ada album baru? Ga kerasa ya bun. Di album ini HAIM terasa lebih kalem, lebih modern kali ya. Album ini tetap HAIM, lagu-lagu pop dengan hook catchy, tema dekat dengan sehari-hari dan aransemen yang ciamik. Tapi nuansanya seolah bergeser ke pertengahan 90-an. Lagu 3Am contohnya, gw bisa membayangkan lagu ini dinyanyikan oleh Mariah Carey.

Songs for the General Public – The Lemon Twigs

Di sedikitnya konser musik taun 2020, gw bersyukur pernah datang ke acara penggalangan dana untuk kebakaran hutan di Australia. Acaranya digelar di salah satu bar di Williamsburg dan salah satu bintang tamunya adalah duo The Lemon Twigs. Tanpa basa basi mereka mainin lagu Head on Wheels, lagu pertama di album ini, dan gw langsung terpukau sambil berdesakan dengan penonton lainnya. Damn, kangen sekali dempet-dempetan di ruang pengap demi menonton artis idola.

Album Songs for the General Public sendiri baru dirilis di musim panas, dan untuk beberapa bulan hidupku hampa tanpa lagu Head on Wheels. Tsah. Menemukan The Lemon Twigs seperti menemukan album lama dari tahun 60-70. Musik theatre pop kental dengan pengaruh Queens, Paul MacCartney dan Harry Nilsson.

The Originals – The Sweetheartz of the Psychic Rodeo

Promosi berbayar tentunyaaaa LOL. The Sweetheartz adalah band-nya Jesse, iyaaa, kabogoh abdi eta teh. Di band ini dia berduet bersama Brady Oh. Saat Sweetheartz manggung, Jesse biasanya main gitar dan Brady main keyboard, sambil keduanya bernyanyi harmoni. Jadi mirip The Everly Brother gitu deh, tapi lebih masa kini, eklektik dan rock n roll. Semua lagu di album ini ditulis bersama. Musiknya sendiri campuran antara folks dengan pengaruh kental Bob Dylan era Rolling Thunder, the Byrds dan tentu saja the Beatles.

Untuk album pertama ini, Jesse juga mengisi drum, bass, perkusi sekaligus mixing. Jujur aja, saking seringnya diputer berulang-ulang saat proses produksi, lagu-lagunya semakin siwer buat gw hahaha… Tapi beneran bagus kok. Dengerin deh. Ada suara gw juga tereak-tereak “WOW” di lagu Lose on Cocaine, cekidot gaes! Ada di Spotify, youtube, apple music. Kalo mau link donload japri gw lah ;)

3 thoughts on “Musik 2020

  1. Artis yang bikin aku tercengang2 tahun ini ya Taylor Swift lah. Bisa banget dia bikin sampe dua album di tengah pandemi. She’s the epitome of productivity during the lockdown! Kayaknya dia marathon bikin album sampe dua biji biar pas pandemi kelar bisa tur panjang kali ya. Aku takutnya ini siasat dia: bikin album sampe dua, tur dunia super panjang untuk promo tiga album baru (termasuk Lover), dan abis itu break cukup lama.

Tinggalkan komentar