Day 15 – Pujian terbaik

disleksiaWhat’s the best compliment you’ve ever received?

Sebenernya gw lebih pingin mengkompilasi pujian cenderung ngerayu jaman-jaman masih aktif kencan dulu. Kayaknya seru ya. Memang sih masa-masa dating ini tidak terdokumentasikan untuk publik, padahal seru bok, ala ala Sex n the City gitu ;) Tapi sudahlah, sudah lewat masanya dan ga mau over-sharing juga ;)

Pujian terakhir yang ga akan gw lupa dan bikin gw jalan-jalan dengan senyum lebar datang dari suatu hari di kelas Advanced Graphic Design. Tugas dua minggu itu kita harus bikin kampanye yang berhubungan dengan penyakit atau keadilan sosial. UN banget lah. Setelah seminggu research , sketsa sana-sini, akhirnya gw memutuskan bikin kampanye untuk disleksia.
Adik gw didiagnosa disleksia sedari kecil, dan gw curiga disleksia ini turun temurun di keluarga. Gw juga mungkin, dengan kadar intensitas yang berbeda. Memang sih efek disleksia ini ga mematikan seperti polusi udara di China atau kanker payudara. Tapi banyak orang ga ngeh mereka menganut disleksia. Deteksi sejak dini membantu pengidap disleksia berfungsi lebih baik dengan menggunakan alat bantu seperti monitor atau font khusus untuk komputer.
Ya udin kita bikinlah poster sama konsep kampanye kecil-kecilan. Selesai presentasi, gurunya komentar “This is so powerful!”

Tersenyum sumringahlah gw. Seneng aja gitu.
Walaupun gw antusias banget sama segala yang berbau grafik desain, tapi terus terang gw masih meraba-raba belajar soal ini. Sebagai anak IPA dan berbakat di matematika daripada ilmu sosial, gw merasa megap-megap menjadi ahli di bidang ini. Ga ada nilai mutlak dalam merancang desain, ga kayak belajar geometri. Makanya pujian guru gw itu berarti banget buat gw.

Hore akhirnya selesai juga tantangan menulis 15 hari. Yang dikerjainnya molor-molor aja gitu. Haha. Ayo kita semua tumpengan!